Materi Akidah Akhlak kelas V smt 2
A. Kalimah Thayyibah
1. Arti Ucapan Innalillahi wa inna ilahi raji’u
Innalillahi wa inna
ilahi raji’un artinya
sesungguhnya kita adalah milik Allah dan pasti akan kembali kepada-Nya. Saat yang
tepat mengucapkan kalimat Innalillahi wa inna ilahi raji’un yaitu
:
a. Jika tertimpa musibah baik ringan atau berat.
b. Ketika terkena halangan atau rintangan, contohnya: ketika tersandung batu,
ketika melihat buku, gelas dan benda lainnya yg jatuh dari meja.
Rasulullah Saw bersabda
yang artinya :
“tidaklah seorang hamba terkena musibah, kemudian
ia berdoa, “sesungguhnya kita kepunyaan Allah dan sesungguhnya kita akan
kembali kepada-Nya, ya Allah berilah pahala dalam musibah ini dan berilah aku
ganti yang lebih baik daripadanya, “kecuali Allah akan memberikan pahala dalam
musibahnya dan Allah member ganti baginya yang lebih baik daripadanya. (HR
Muslim: 1526)
Dengan kesabaran dan ikhlas kita akan mendapat
keutamaan dari Allah yaitu
a. Diangkat
derajat kita di sisi Allah
b. Diampuni
dosa-dosa kita
c. Diberi
ketenangan hati oleh Allah
2. Perilaku Menghadapi
Musibah
Tidak ada suatu musibah
yang menimpa manusia tanpa izin Allah. Banyak contoh musibah yang telah kita
lihat dan kita dengar, kejadian tersebut merupakan sesuatu yang menyengsarakan
dan mendatangkan penderitaan, bahkan ada yang menganggap seolah-olah telah
kiamat.
Allah tidak akan
menguji hambaNya dengan musibah di luar kesanggupannya. Allah juga tidak akan
mendatangkan musibah jika kita tidak ada hikmah di balik kejadian itu.
Ada dua bentuk musibah yang dialami manusia, yaitu:
a. Musibah
yang berarti azab dari Allah
Diperuntukkan bagi orang-orang yang lalai yang berbuat
maksiat meninggalkan perintah Allah.
b. Musibah
yang berarti ujian dari Allah
Diperuntukkan bagi orang-orang yang beriman, melalui
ujian tersebut dosa seseorang akan diampuni oleh Allah asalkan ikhlas dan sabar
menerimanya.
Ciri orang yang dapat
mengambil hikmah dari musibah, yaitu Perubahan
perilaku menjadi lebih bertaqwa setelah menerima musibah, yaitu perilakunya
menjadi lebih baik dan lebih peduli kepada orang lain.
B. Asmaul Khusna
1.
Al Muhyi
Al Muhyi artinya Yang Maha Menghidupkan. Allah memberi kehidupan pada bumi.
Bumi yang semula kering dan tandus menjadi subur dan ditumbuhi pepohonan. Allah
SWT berfirman dalam QS Al Fussilat/41 : 39 yang artinya “dan sebagian dari
tanda-tanda (kebesaran)-Nya engkau melihat bumi itu kering dan tandus, tetapi
apabila Kami turunkan hujan diatasnya, niscaya ia bergerak dan subur.
Sesungguhnya (Allah) yang menghidupkannya pasti dapat menghidupkan yang mati;
sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Jika kita meyakini sifat
Al Muhyi, kita harus memelihara kelangsungan hidup manusia. Kita berdosa besar
jika menghilangkan hak hidup sesame manusia. Barangsiapa yang memelihara
kehidupan seorang manusia berarti telah memelihara kehidupan manusia
seluruhnya.
2.
Al Mumitu
Al Mumitu artinya Yang Maha Mematikan. Rahasia kematian hanyalah milik
Allah. Allah adalah satu-satunya zat Yang Maha Mematikan. Allah mengetahui
kapan kita mati, apa sebabnya, dimana dan kemana setelah mati. Ketika tiba
kematian seseorang, tidak ada seorangpun yang dapat menghalanginya. Saat
Malaikat Izrail mencabut nyawa seseorang tidak ada seorangpun yang
dapat bersembunyi darinya.
3.
Al Baqi
Al Baqi artinya Yang Maha Kekal. Allah adalah zat yang kekal wujud-Nya. Firman
Allah QS Al Qasas/28: 28 yang artinya “ dan janganlah (pula) engkau
sembah tuhan yang lain selain Allah. Tidak ada tuhan (yang berhak
disembah) selain Dia. Segala sesuatu pasti binasa, kecuali Allah..”
4.
Al Basir
Al Basir artinya Yang Maha Melihat Allah melihat semua amal yang kita
kerjakan, walaupun tidak ada orang yang melihat perbuatan kita, tetapi ingatlah
bahwa Allah melihat apa yang kita kerjakan. Firman Allah QS Al Hasyr/59: 18
yang artinya :
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Teliti terhadap
apa yang kamu kerjakan”.
C. MEMBIASAKAN AKHLAK TERPUJI
1. Teguh Pendirian
Teguh pendirian berarti
teguh apa yang menjadi pendapatnya. Orang yang mempunyai sifat teguh pendirian
tidak akan mudah terpengaruh oleh orang lain. Orang seperti ini tidak suka
mencari muka, atau mengorbankan pendapatnya hanya menyenangkan orang lain. Kebalikan
dari sifat teguh pendirian yaitu niasa disebut plinpan. Orang
plinplan akan mudah merasa bimbang, orang seperti ini tidak yakin dengan
pendiriannya, bahkan ia akan mudah mengubah pendiriannya demi orang lain.
2. Dermawan
Dermawan yaitu orang
yang dengan suka rela atau ikhlas memberikan bantuan. Sifat dermawan merupakan
sifat suka memberikan hak miliknya kepada orang lain agar dapat dimanfaatkan
tanpa mengharapkan imbalan apa pun. Firman Allah QS Al Baqarah/2: 261 yang
artinya :
“Perumpamaan orang yang
menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan
tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi
siapa yang Dia kehendaki dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui.”
Manusia sebagai makhluk
social selalu membutuhkan pertolongan orang lain karena mereka hidup
bertetangga.
a. Hidup bertetangga
Hadits Nabi yang
artinya “barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka
hendaklah memuliakan tetangga”. (HR Muslim 67) Orang-orang yang tinggal di
sekitar rumah kita disebut Tetangga. Kita harus menjunjung tinggi sikap
tenggang rasa dengan tetangga. Tolong menolong dalam kebaikan itu wajib
hukumnya, apalagi tolong menolong dengan tetangga. Sabda Nabi “Tidaklah
disebut mukmin orang yang kenyang sedangkan tetangganya kelaparan.”(HR AL
Bukhari).
b. Hidup Bermasyarakat
Kehidupan social
dimulai dari yang paling kecil yaitu keluarga, tetangga, masyarakat, bangsa dan
Negara. Hidup bermasyarakat tidak dapat dihindari.
Adab dalam
bermasyarakat antara lain
1) Mengembangkan sikap toleransi dengan semua anggota masyarakat
2) Menjaga hubungan baik dengan rajin bersilaturrahmi
3) Mengikuti secara aktif dalam kegiatan social dilngkungan masyarakat tempat
tinggal kita.
4) Menghindari perilaku-perilaku yang dapat menimbulkan permusuhan.
5) Menunjukkan kemuliaan akhlak seorang muslim.
Jika kita mampu dan
dapat menjaga hubungan baik dengan mansuia berrati kita juga mampu menjaga
hubungan baik dengan Allah.
D. MENGHINDARI AKHLAK TERCELA
1. KIKIR
Kikir kebalikan dari dermawan. Kikir atau bakhil yaitu enggan mengeluarkan
sebagian harta yang dimilikinya kepada yang berhak menerimanya. Padahal di
dalam harta itu ada hak bagi orang fakir miskin dan anak yatim. Maka orang yang
bersifat kikir telah berkhianat kepada Allah, karena ia tidak mau menunaikan
amanat yang diberikan kepadanya; yaitu berupa harta benda yang telah
diterimanya.
Orang yang kikir atau
bakhil hanya akan menemui kesukaran, dan terjerumus ke dalam perbuatan dosa,
menjadi sombong, congkak, serta cinta dunia yang berlebihan Menghindari sifat
kikir:
1. Mengingat-ingat bahwa harta yang kita miliki adalah titipan Allah
2. Mengingat akibat buruk yang timbul dari sifat kikir
3. Membiasakan diri member kepada orang lain walaupun sedikit
4. Melihat kehidupan orang miskin yang serba kekurangan
5. Mengingat pahala yang di dapat apabila kita bersifat dermawan
6. Sadar bahwa harta benda tidak akan kekal dan dibawa mati.
2. Serakah
Sekarah yaitu sikap tidak puas dengan yang
menjadi hak atau miliknya, sehingga berupaya meraih yang bukan
haknya. Setiap orang berpotensi bersikap serakah.
Ciri-ciri orang serakah
antara lain :
Tidak mau berbagi atau pelit, selalu menginginkan bagian paling banyak,
rakus terhadap dunia, tidak peduli terhadap kepentingan dan penderitaan orang
lain.
Agar terhindar dari sifat serakah antara lain
1. Membiasakan
diri mensyukuri setiap pemberian dari Allah swt dan mansuia
2. Menanamkan
dalam hati sifat qonaah
3. Tidak
membanding-bandingkan nikmat yang dimiliki orang lain dengan diri sendiri
4. Mengingat
azab Allah swt.
5. Tidak
melupakan kehidupan akhirat yang lebih kekal atau abadi.
3. Kisah Qorun
Qorun bersifat kikir
dan serakah. Ia tidak mau berzakat dan sedekah. Allah membenamkan dirinya dan
seluruh hartanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar